Pages

Unknown On Jumat, 29 Juli 2016


Artikel ini di peruntukan untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen.

Seperti biasa, libur lebaran adalah liburan yang paling berkesan.. Karena libur lebaran

adalah momen dimana Bani bisa berkumpul bersama keluarga besar Bani dan juga

memakan astor sesuka hati Bani. Tapi sebenarnya libur lebaran membuat hati bani sangat

bersedih, karena jika libur lebaran, artinya bani telah berpisah dengan bulan Ramadhan,

bulan yang paling Bani tunggu setiap tahun. Bukan hanya karena keistimewaannya, bulan

Ramadhan juga membuat pribadi Bani menjadi semakin baik. Maka dari itu, jika bulan

Ramadhan tiba, Bani akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Semoga Bani bisa bertemu

lagi dengan bulan Ramadhan selanjutnya.

Hari pertama lebaran, seperti biasa, di pagi hari Bani melaksanakan sholat Ied di halaman

parkir Plaza Jambu Dua dan juga membereskan semuanya karena Bani panitianya. Setelah

itu, Bani berkumpul bersama keluarga besar dari Bapa. Lalu hari itu juga kami langsung

berangkat ke rumah nenek dan kakek dari mamah untuk berkumpul bersama keluarga besar

disana. Ada sesuatu yang mengejutkan dimana ketika kami sedang bersandau gurau

dengan saudara­saudara Bani, salah satu saudara Bani mengatakan bahwa, "bagaimana

kalau besok kita mengisi liburan kita dengan menaiki gunung dan camping disana". Tanpa

berfikir panjang Bani dan saudara­saudara Bani pun setuju dengan rencana tersebut, dan

benar saja, keesokan harinya kami semua berkumpul mempersiapkan perbekalan dan

mengemasinya lalu berangkat ke gunung Salak.

Jujur saja, sebenarnya baru pertama kali ini Bani camping dan menaiki gunung, jika di

bayangankan sepertinya menaiki gunung adalah aktivitas yang sangat melelahkan dan

sangat menguras banyak tenaga. Tapi, jika ini bersama saudara­saudara Bani, kemanapun

tempat atau seberapa jauh tempat itu, pasti sangat menyenangkan. Dan benar saja, ketika

kita menaiki gunung, walaupun sangat melelahkan, kami merasa sangat senang. Kami

mendirikan tenda, mencari kayu bakar, menyalakan api unggun, memakan mie instan,

bermain gitar, dan di akhiri dengan berbaring di tengah hutan dengan ratusan bintang di

atasnya. Seketika itu juga Bani berkata, "ya Allah, aku tidak ingin mengharapkan apa­apa

lagi. Aku tidak tahu hal apa lagi yang lebih menyenangkan dari pada ini, Kau telah

memberikan saudara­saudara yang baik dan peduli padaku, hidupku terlalu sempurna.

Terima kasih ya Allah.

Lalu kalian tau apa terjadi, ketika Bani pulang mendaki gunung, sore harinya ketika Bani

sudah sampai di rumah, saudara­saudara Bani dari Bapa sedang merencanakan untuk

melakukan touring menggunakan motor ke Sawarna. Dan ketika malam tiba, ketika kita

sudah mempersiapkan semua perbekalan yang harus dibawa, kami pun lansung berangkat.

Kalian tau apa yang Bani bayangkan, ini seperti menghabiskan dua toples astor dalam

waktu bersamaan.

Karena menuju Sawarna melewati Banten, kami mampir kesana untuk bertemu dengan

saudara Bani karena kami mempunyai saudara yang cukup banyak disana. Senang rasanya

bisa bertemu dengan saudara­saudara Bani disana. Ketika kita melanjutkan perjalanan, tiba-
tiba saja salah satu motor yang dikendarai saudaraku mengalami kerusakan. Sebenarnya

motornya masih bisa berjalan, namun kita memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan

karena kita takut jika motornya mengalami kerusakan yang lebih parah, dan akhirnya kita

pun kembali lagi ke rumah saudara Bani yang ada di Banten. Bani tidak merasa sedih sama

sekali karena Bani tidak sampai ke Sawarna, karena seperti yang Bani katakan, "jika ini

bersama saudara­saudara Bani, kemanapun tempat atau seberapa jauh tempat itu, pasti

sangat menyenangkan.



www.stiekesatuan.ac.id